Kamis, 23 Juni 2011

Diabetes melitus

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu,tetapi sistem kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita.
DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit DM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, sistem syaraf,mata, hati, dan ginjal. DM merupakan salah satu penyakit degeratif, dimana terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia) dan dalam urin (glukosuria).


DEFINISI DIABETES
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kelainan metabolisme yang di sebabkan kurangnya insulin. Diabetes melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik di sertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah di sertai lesi pada membran basalis dalam pemerikasaan dengan pemeriksaan mikroskop elektron.
Diabetes melitus (DM) adalah adalah suatu gangguan kronik yang bercirikan hiperglikemia ( glukosa darah terlampau meningkat ) dan khususnya menyangkut metabolisme lemah dan protein juga terganggu.
Diabetes mellitus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan kronis yang bercirikan hiperglikemia ( glukosa darah terlampau meningkat) dan khususnya menyangkut metabolisme hidrat arang ( glukosa ) di dalam tubuh. ( OOP : halaman 738 )

PENYEBAB DIABETES
Diabetes melitus bisa disebabkan oleh dua penyebab yaitu Diabetes yang timbul akibat kurangnya insulin dari kelenjar pankreas disebut DM tipe I, di sebabkan oleh reaksi autonium berupa serangan antibodi terhadap sel beta pankreas. Sedangkan Diabetes karena insulin tidak berfungsi dengan baik disebut DM tipe II, karena reseptor insulin pada sel berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit glukosa yang berhasil masuk ke sel. Kondisi ini dalam jangka panjang akan merusak pembuluh darah dan menimbulkan berbagai komplikasi.

JENIS-JENIS DIABETES
A. Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes mellitus tipe 1 — dulu disebut insulin-dependent diabetes (IDDM, "diabetes yang bergantung pada insulin"), atau diabetes anak-anak, dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Sampai saat ini diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah. Diet dan olah raga tidak bisa menyembuhkan ataupun mencegah diabetes tipe 1. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal .
Faktor genetic :
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Faktor-faktor imunologi :
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.

B. Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 (bahasa Inggris: non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan karena kelainan pada banyak gen termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β dan gangguan sekresi hormon insulin.
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
1. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
2. Obesitas
3. Riwayat keluarga

C. Gestational Diabetes Mellitus
Gestational diabetes mellitus (GDM) melibatkan kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup, menirukan jenis 2 kencing manis di beberapa pengakuan. Terjadi selama kehamilan dan dapat sembuh setelah melahirkan. GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup.
GDM terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan secara penuh bisa perlakukan tetapi, tidak diperlakukan, boleh menyebabkan permasalahan dengan kehamilan, termasuk macrosomia (kelahiran yang tinggi menimbang), janin mengalami kecacatan dan menderita penyakit jantung sejak lahir. Penderita memerlukan pengawasan secara medis sepanjang kehamilan.
GEJALA DIABETES
Penyakit Diabetes Melitus secara umum ditandai oleh gejala 3P yaitu :
- Poliuria ( banyak kencing )
- Polidipsia ( banyak minum )
- Polifagia ( banyak makan )

Gejala Diabetes Tipe I yaitu :
- Gejalanya timbul secara tiba-tiba dan bisa berkembang dengan cepat
- Kadar gula di dalam darah adalah tinggi
- Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan sering kencing, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak).
- Pernafasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah.
- Bau nafas penderita tercium seperti bau aseton.
Gejala Diabetes Tipe II yaitu :
- Timbul gejala yang berupa sering kencing dan haus.
- Jarang terjadi ketoasidosis.
- Jika kadar gula darah sangat tinggi (sampai lebih dari 1.000 mg/dL, biasanya terjadi akibat stres-misalnya infeksi atau obat-obatan), maka penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan kebingungan mental.
- Turunnya berat badan serta merasa letih

DIAGNOSA DIABETES
Dengan adanya gejala klinis atau komplikasi diabetes yang khas ( misalnya retinopati), seperti tertera di bawah ini, diagnosa dapat dipastikan dengan penentuan kadar glukosa darah. Nilai di atas 7,8 mmol/liter ( pada lambung kosong ) pada 2 hari berlainan di anggap positif ( WHO ). Begitu pula “ post load” di atas 11,0 mmol/liter, yaitu 2 jamsetelah pembebanan glukosa 75 gram.
Kriterium baru ( 1997 ) dari ADA ( American Diabetes Assosiation) menurunkan nilai batas ( perut kosong ) > 6,9mmol/liter. Kriterium post load di tiadakan karena test toleransi glukosa dalam praktek adakalanya tidak dapat dilakukan. Nilai antara 6,1 – 7,0 mmol/liter menunjukkan toleransi glukosa yang terganggu.

PENANGANAN DIABETES
Tindakan Umum seperti :
- Diet
Penderita DM sangat dianjurkan untuk menjalankan diet sesuai yang
dianjurkan, yang mendapat pengobatan anti diuretik atau insulin, harus
mentaati diet terus menerus baik dalam jumlah kalori, komposisi dan
waktu makan harus diatur. Ketaatan ini sangat diperlukan juga pada saat :
undangan/pesta, melakukan perjalanan, olah raga (OR) dan aktivitas lain .

- Olahraga/gerak badan
Dengan olahraga teratur sensitivitas sel terhadap insulin menjadi lebih baik, sehingga insulin yang ada walaupun relatif kurang, dapat dipakai dengan lebih efektif. Lakukan olahraga 1-2 jam sesudah makan terutama pagi hari selama 1 jam perhari minimal 3 kali/minggu.

- Obat obatan
Tablet/suntikan anti diabetes diberikan, namun therapy diet tidak boleh dilupakan dan pengobatan penyulit lain yang menyertai /suntikan insulin.

PENGOBATAN
- Pasien tipe 1
Dengan usia di bawah 40 tahun selalu perlu diobati dengan insulin, karena sel betanya tidak aktif lagi.
- Pasien tipe 2
Bila tindakan umum ( diet, gerak badan dan penurunan berat badan ) tidak atau kurang efektif untuk menormalkan glukosa darah, perlu digunakan antidiabetika oral.
- Diabetes kehamilan ( GDM )
Dilakukan dengan pemeriksaan gula darah oleh penderita dengan testtrips yang memerlukan hanya satu tetes darah.

PILIHAN OBAT DIABETES
- Pasien kurus
Biasanya diberikan obat sulfunilurea dari generasipertama yang agak lemah, yakni tolbutamida atau klorpropamida.
- Pasien Gemuk
(BMI > 30) umumnya secara primer diberikan metformin dengan khasiat anoreksans.
Insulin pada umumnya baru disuntikkan, bila obat-obat oral tersebuttidak memberikan lagiefek yang diinginkan atau menunjukkan resistensi.

INTERAKSI OBAT DIABETES
Insulin dan antidiabetika oral mudah sekali dipengaruhi efeknya oleh obat-obat lain yang diberikan bersamaan, dengan akibat yang tidak nyaman dan berbahaya bagi pasien. Obat-obat yang paling sering menimbulkan interaksi terbagi dalam efek yang ditimbulkannya, yaitu :
- Efek potensial
a. Analgetika : salisilat, fenilbutazon
b. Antibiotika : kloramfenikol, tetrasiklin, sulfonamid, INH
c. Lain-lain : alkohol, antikoagulansia, klofibrat, probenesid
- Efek memperlemah
Yang terkenal adalah diuretika tiazida dan furosemida, hormon-hormon kortikoida, tiroksin, esterogen ( pil anti hamil ), adrenalin dan glukagon.

KAITAN GIZI DENGAN DIABETES MELITUS
DM adalah gangguan metabolisme karbohidrat yang merupakan salah satu
unsur zat gizi makro. Gangguan metabolisme ini juga menyebabkan gangguan
metabolisme zat gizi lain yaitu protein, lemak, vitamin, dan mineral yang mana proses metabolisme tubuh itu saling berinteraksi antar semua unsur zat
gizi. Oleh karena itu, DM adalah merupakan salah satu dari “Nutrition Related
Disease” dimana gangguan salah satu metabolisme zat gizi dapat menimbulkn penyakit.Terapi diet adalah penatalaksanaan gizi paling penting pada penderita DM. Tanpa pengaturan jadwal dan jumlah makanan serta kualitas makanan sepanjang hari, sulit mengontrol kadar gula darah agar tetap dalam batas normal Bila dibiarkan dalam jangka waktu lama, akan mengakibatkan komplikasi baik akut atau kronis, yang pada akhirnya dapat membahayakan keselamatan penderita DM sendiri atau mempengaruhi produktivitas kerja. (contoh: pada penderita DM yang mengalami luka gangren yang harus diamputasi karena kadar gulanya selalu tinggi sehingga lukanya tidak dapat sembuh).

Rabu, 15 Juni 2011

Kanker

Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Kanker juga merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Kebanyakan kanker dapat dirawat dan banyak disembuhkan, terutama bila perawatan dimulai sejak awal. Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor lingkungan yang sebenarnya bisa dihindari. Merokok tembakau dapat menyebabkan banyak kanker daripada faktor lingkungan lainnya.
A. Ciri-ciri sel Kanker
Kanker memiliki beberapa ciri khas yang membedakan dari sel normal. Ciri khas sel kanker antara lain:
• Adanya sinyal pertumbuhan yang cukup dari sel itu sendiri.
• Sel normal memerlukan sinyal pertumbuhan dari luar, sedangkan sel kanker tidak.
• Sel kanker juga kurang peka terhadap sinyal penghambat pertumbuhan sehingga pertumbuhannya tidak terkendali.
• Sel ini dapat melakukan invasi dan metastasis, tidak terbatas replikasinya, dan dapat membentuk pembuluh darah (angiogenesis).
• Sel kanker juga dapat menghindari terjadinya apoptosis.
B. Pembentukan sel kanker
Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan perubahan sel normal menjadi sel kanker adalah hiperplasia, displasia, dan neoplasia.
• Hiperplasia adalah keadaan saat sel normal dalam jaringan bertumbuh dalam jumlah yang berlebihan.
• Displasia merupakan kondisi ketika sel berkembang tidak normal dan pada umumnya terlihat adanya perubahan pada nukleusnya. Pada tahapan ini ukuran nukleus bervariasi, aktivitas mitosis meningkat, dan tidak ada ciri khas sitoplasma yang berhubungan dengan diferensiasi sel pada jaringan.
• Neoplasia merupakan kondisi sel pada jaringan yang sudah berproliferasi secara tidak normal dan memiliki sifat invasif.
C. Jenis kanker
Sel-sel kanker dalam sebuah tumor berasal dari sebuah sel tunggal. Sel kanker dapat mengalami metastasis. Oleh sebab itu, kanker dapat dikelompokkan berdasarkan jenis sel dari mana ia berasal dan lokasi sel.
• Karsinoma berasal dari kelainan pada sel epitel (misal, sistem pencernaan atau kelenjar).
• Kanker darah, seperti leukemia dan limfoma, berasal dari kelainan pada sel darah dan sumsum tulang belakang.
• Sarkoma timbul dari kelainan pada sel jaringan penghubung, tulang atau otot.
• Melanoma timbul dalam melanosit.
• Teratoma timbul dari kelainan pada sel kelamin.
Pengobatan utama untuk Kanker ::
1. Pembedahan atau Operasi
2. Kemoterapi atau dengan cara pemberian Obat-obatan
3. Radioterapi atau Penggunaan Sinar Radiasi



KEMOTERAPI


Kemoterapi atau agen antineoplastik adalah penggunaan obat untuk menangani kanker. Obat ini digunakan utamanya untuk membunuh sel kanker dan menghambat perkembangannya. Agar pengobatan kemoterapi dapat berjalan dengan baik, maka perlu diberikan informasi kesehatan secara keseluruhan baik itu sebelum, sesudah maupun sewaktu menjalankan kemoterapi sehingga diperlukan pengetahuan dalam menjalankan pengobatan. Hal ini perlu mendapat perhatian serius dari perawat untuk mengoptimalkan pendidikan kesehatan terhadap penderita kanker yang menjalankan kemoterapi, sebagai intervensi keperawatan dalam meningkatkan pengetahuan penderita kanker tentang kemoterapi.
A. Manfaat
1. Pengobatan
Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis Kemoterapi atau beberapa jenis Kemoterapi.
2. Kontrol
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan Kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
3. Mengurangi Gejala
Bila kemotarapi tidak dapat menghilangkan Kanker, maka Kemoterapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada penderita, seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta memperkecil ukuran Kanker pada daerah yang diserang.
B. Cara pemberian obat
Kemoterapi dapat diberikan dengan cara Infus, Suntikan langsung (pada otot, bawah kulit, rongga tubuh) dan cara Diminum (tablet/kapsul).
• Dalam bentuk tablet atau kapsul yang harus diminum beberapa kali sehari. Keuntungankemoterapi oral semacam ini adalah: bisa dilakukan di rumah.
• Dalam bentuk suntikan atau injeksi. Bisa dilakukan di ruang praktek dokter, rumah sakit,klinik, bahkan di rumah.
• Dalam bentuk infus. Dilakukan di rumah sakit, klinik, atau di rumah (oleh paramedisyang terlatih).
C. Efek samping
1. Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung terus hingga akhir pengobatan
2. Mual dan Muntah
Ada beberapa obat Kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu ada
beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah denganobat anti mual yang diberikan sebelum,selama, atau sesudah pengobatan Kemoterapi. Mual muntah dapat berlangsung singkat ataupun lama.
3. Gangguan Pencernaan
Beberapa jenis obat Kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diaredisertai
dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi. Bila diare: kurangi makanan berserat, sereal, buah dan sayur. Minum banyak untuk
mengganti cairan yang hilang. Bila susah BAB: perbanyak makanan berserat, olahraga ringan bila memungkinkan
4. Sariawan
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau infeksi.Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi
5. Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit kepala. Dapatterjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.
6. Otot dan Saraf
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot.
7. Efek Pada Darah
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun. Yang paling sering adalah penurunan sel darah putih (leokosit). Penurunan sel darah terjadi pada setiap kemoterapi dan tes darah akan dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk memastikan jumlah sel darah telah kembali normal. Penurunan jumlah sel darah dapat mengakibatkan:
a. Mudah terkena infeksi
Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leokosit turun, karena leokosit adalah seldarah yang berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi. Ada beberapa obat yang bisa meningkatkan jumlah leokosit.
b. Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah. Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah di kulit.
c. Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah. Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat.
8. Efek pada kulit
Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna Lebih sensitive terhadap matahari.
Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat garis putih melintang.
9. Produksi Hormon
Dapat menurunkan nafsu seks dan kesuburan

Contoh Kanker dan Penangananya
Osteosarkoma (Sarkoma Osteogenik) adalah tumor tulang ganas yang paling sering ditemukan pada umur 15 tahun. Osteosarkoma cenderung tumbuh di tulang paha (ujung bawah), tulang lengan atas (ujung atas) dan tulang kering (ujung atas). Ujung tulang-tulang tersebut merupakan daerah dimana terjadi perubahan dan kecepatan pertumbuhan yang terbesar. Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri, pembengkakan dan pergerakan yang terbatas. Pembengkakan pada tumor mungkin teraba hangat dan agak memerah. Tanda awal dari penyakit ini bisa merupakan patah tulang karena tumor bisa menyebabkan tulang menjadi lemah. Patah tulang di tempat tumbuhnya tumor disebut fraktur patologis dan seringkali terjadi setelah suatu gerakan rutin.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
• Rontgen tulang yang terkena
• CT scan tulang yang terkena
• Pemeriksaan darah (termasuk kimia serum)
• CT scan dada untuk melihat adanya penyebaran ke paru-paru
• Biopsi terbuka
• Skening tulang untuk melihat penyebaran tumor.
Penyebab :
Penyebab osteosarkoma adalah adanya keturunan orang berpenyakit osteosarkoma.
Cara Pengobatan :
Kemoterapi juga penting karena akan membunuh setiap sel tumor yang sudah mulai
menyebar. Kemoterapi yang biasa diberikan:
• Metotreksat dosis tinggi dengan leukovorin
Metotreksat adalah inhibitor (enzim) kompetitif dihydrofolate reduktase, sehingga mencegah pembentukan FH4 dari asam folat
• Doxorubicin (adriamisin)
Doxorubicin adalah agen kemoterapi yang sering digunakan dalam pengobatan kanker payudara. Selain itu, doxorubicin memiliki beberapa efek samping, di antaranya menyebabkan resistensi dan kardiotoksik (meracuni jantung), sehingga berisiko tinggi bila digunakan dalam dosis tinggi.
• Cisplatin
Cisplatin adalah obat kemoterapi yang mengandung platinum yang dilakukan dengan injeksi IV yang sudah digunakan selama lebih 30 tahun untuk mengobati aneka ragam kanker.
• Cyclophosphamide (sitoksan)
Cyclophosphamide adalah golongan kemoterapi yang memiliki efek samping seperti kerontokan, mual, muntah, dan infertilitas.
• Bleomycin.
Bleomycin adalah sebuah obat CCS yang aktif pada fase G2 dari sel-sel tumor.

Jika belum terjadi penyebaran ke paru-paru, maka angka harapan hidup mencapai 60%.
Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.

Selasa, 14 Juni 2011

Jurnal

ANALISA ZAT CAIR (BOBOT JENIS)

Tujuan : Untuk mengetahui bobot jenis sediaan zat cair
Membandingkan bobot jenis gliserin dan etanol

TINJAUAN PUSTAKA
Bobot permililiter zat cair adalah bobot zat dalam gram / ml, zat cair pada suhu 20 yang ditimbang di udara. Bobot dihitung dengan membagi zat cair dalam gram yang menggunakan piknometer pada suhu 20 kapasitas piknometer (FI IV hal 1030. FI III Hal 767).
BJ air :
Suhu
20 bbt air 997,18 (g)
25 bbt air 996,02 (g)
30 bbt air 994,62 (g)
Propilen glikol FI IV hal 712
Bobot jenis : antara 1.035 dan 1.037
Etanol FI iv hal 69
Bobot jenis : antara 0,812 dan 0,816 lakukan penetapan suhu 15,56, menujukan antara 92,3% b/v dan 93,8 % b/b atau antara 94,9% v/v dan 96% C2H3OH
Alat dan bahan
*Alat
Piknometer
Thermometer
Beaker glass
Botol semprot
*Bahan
Propilen glikol
Etanol

Gambar piknometer



Prosedur kerja :
Gunakan piknometer bersih, kering dan telah dikalibrasi dengan menetapkan bonot piknometer dan bobot air baru didihkan pada suhu 25 .
Atur hingga suhu zat uji lebih kurang 20, masukan piknometer
Atur suhu piknometer yang telah diisi hingga 250
Buang kelebihan zat uji dan timbang
Kurangkan bobot piknometer kosong dengan bobot piknometer yang telah diisi
Cara kerja :
1.Bersihkan peralatan, bilas dengan aquadess
2.Keringkan piknometer dengan hairdyer
3.Timbang piknometer kosong
4.Timbang piknometer + air
5.Timbang piknometer + zat
6.Sebelum mengukur P air,hitungsuhu air dalam ruangan untuk menentukan P
air pada suhu tertentu

Data pengamatan
Pikno kosong(1) =14,489 g
Pikno + air = 39,581 g
Pikno + Etanol =36,291 g
Pikno kosong (2) =17,488 g
Pikno + Propilen glikol =43, 894 g

Hasil pengamatan
P etanol =m/v = =(c-a)/(b-a) X P air
=(36,291 g-14,489 g)/(39,581 g-14,48 g) X 0,99602 g/ml
=21,802/25,092 x 0,99062 g/ml
= 0, 865244 g/ml
P propilen glikol =m/v (e-d)/(b-a) X Pair
= (43,894 g-17,488 g)/(39,581 g-14,489 g)
= 26,406/25,092 X 0,99602 g/ml
= 1,0481789 g/ml

Kesimpulan:
Dari percobaan yang dilakukan, kami mendapatkan etanol = 0,8654244 dan P propilen glikol = 1,0481789 g/ml
Pembahasan
Bobot jenis dari etanol dan propilen glikol yang didapat dari hasilpercobaan lebih tinggi dibandingkan dengan bobot jenis pada literature, hal ini disebabkan karena etanol memiliki sifat yang mudah menguap. Kemungkinan terjadi penguapan pada saat percobaan.
Catatan
1. Suhu ruangan tidak dikondisikan.
2. Hanya zatnya yang dikondisikan suhunya.